Thursday, January 12, 2012

Sawitri-Satyawan

OMG OMG!

My best best bestfriend, Chica, tadi tiba2 bbm, crita kalo dia baru aja baca2 kisahnya Mahabrata, & ada kisah cinta tentang Sawitri-Satyawan. Ngeh gak? Sawitri - Satyawan ..... Savitri - Satya. Hehhhhh??
Mirip??

I rushed googled it, & I found this:
 Sawitri – Satyawan adalah metafora dari keindahan cinta yang kadang terasa berlebian.  Jika ada pendapat cinta bukanlah untuk memiliki maka pendapat itu akan patah ditangan Ki Nartosabdho.  Cinta ternyata adalah seberapa besar kemampuan kita membangun rasa saling memiliki.  Sekejap tetapi memiliki akan lebih berarti daripada setahun hanya sekedar mengakui.  Demikianlah cerita ini mengalir lembut dengan sentuhan romantisme yang menggelagak dibumbui   humor yang cerdas dan sehat.  Happy ending yang disajikanpun tidak terkesan berlebihan.  Ki Nartosdabdo benar-benar telah memposisikan diri sebagai seorang maestro drama bukan sekadar tukang bercerita.
Sejatinya cerita ini juga berangkat dari sempalan epos besar Mahabarata akan tetapi para tokoh yang ditampilkan jarang kita kenal dalam pagelaran wayang purwa pada umunya. Tokoh utama dalam lakon ini adalah nenek buyut Prabu Salya, Raja besar Mandaraka yang ketika mudanya dikenal sebagai Raden Narasoma.  Sawitri inilah yang pada generasi berikutnya melahirkan Salya dan Madrim, ibu Nakula dan Sadewa, bungsu Pandhudewanata.
Cerita dimulai dari kegundahan Hati Prabu Haswapati yang melihat putri semata wayangnya belum bersdia menikah meski sudah menjelang dewasa.  Tak ada yang kurang dari puti tuinggal Raja Madras (Mandaraka) ini.  Wajahnya yang cantik, budi pekerti luhur dan kelembutan hatinya seakan mampu menjinakkan singa yang paling galak sekalipun.  Tak heran banyak raja muda dari penjuru dunia mengharapkan Sawitri menjadi pendampingnya.  Akan tetapi sejauh ini tak seorangpun yang  mampu mencairkan hati sang putri.
Atas saran Resi Sabdalaga Sang prabu mengadakan sayembara pilih.  Tak seperti biasanya, sayembara pilih ini dilakukan dalam dua tahapan.  Tahap pertama sang calon harus dipilih lebih dahulu oleh Dewi Sawitri setelah itu, calon yang tidak terpilih mempunyai hak untuk merebut sang putri dengan pertarungan secara ksatria.  Tujuannya jelas, sang prabu menginginkan calon menantu yang bukan saja  menjadi tambatan hati sang putri, tetapi dia juga harus sakti mandraguna sebagai benteng tangguh kerajaan Madras.
Sementara itu, jauh ditengah pertapaan Bambang Setyawan tengah memeras raga dan bertapa demi kesembuhan ayahannya yang tiba-tiba hilang penglihatan(buta).  Segala cara telah ditempuh untuk kesembuhan ayahnya.  Tetapi sejauh ini usahanya sia-sia belaka.  Ayahnya belum juga bisa melihat terangnya dunia. Dalam keputus asaannya Bambang Satyawan bertapa memohon wisik dari yang Maha Kuasa unhtuk membuka jalan baginya bisa berbakti kepada ayahandanya.  Apapun dia pertaruhkan demi kesembuahn sang ayah.
Bethara Narada yang merasa terkesan dengan kesungguhan hati pemuda ini, memberikan jalan bagi permohonan Bambang Satyawan akan tetapi dia harus merelakan umurnya  menjadi tinggal setahun lagi.  Terdorong bhatinya pada sang ayah, Bambang Satyawan menerima persyaratan yang diajukan oleh Betara Narada.
Singkat cerita, Bambang Satyawan mengikuti sayembara pilih yang diuselenggarakan di Negara Madras.  Dewi Sawitri, menjatuhkan pilihan pada pemuda ini dan menyatakan kesanggupannya untuk mendampingi sebagai isteri dengan cinta dan kesetiaan yang tulus.
Bethara Narada memberitahu Prabu Haswapati bahwa calon menantunya ini hanya akan berumur setahun, dan mempersilahkan untuk mempertimbangkan kembali.  Sawitri juga diberitahu tentang hal ini.  Dia diminta untuk menmcabut pilihannya dan memilih peserta lain diluar Bambang Satyawan.  Tetapi Sawitri menolak.  Ketetapan hati dan kekuatan cinta telah membuatnya mantap mencintai dan meemilih Bambang satyawan kendati dia akan menjadi janda setahun lagi.
 source: JamanSemana

Inti ceritanya tentang besarnya kesetiaan Sawitri kepada suaminya, Satyawan, yang ternyata cuma punya waktu 1 tahun lagi untuk hidup. Sawitri tetep keukeuh nikah sama Satyawan meskipun tau hidup Satyawan tinggal sebentar lagi. *tsaah* 

Yang menarik, kisah mereka pas di hari kematiannya Satyawan:
Suatu hari dilihatnya Satyavan hendak pergi berburu. Firasatnya mengatakan bahwa saat berpisah sudah tiba.
“Suamiku, tunggulah. Aku ingin ikut bersamamu. Jangan tinggalkan aku sendiri! kata Savitri sambil berjalan mengikuti suaminya.
Savitri terus mengikuti Satyavan. Di perjalanan ia berusaha menghilangkan pikiran sedihnya. Namun ia tahu, saat perpisahaan sudah tiba. Tiba-tiba Satyavan memegang kepalanya sambil mengaduh.
“Aduh! Kepalaku sakit sekali, seakan-akan ditusuk jarum! seru Satyavan.
Satyavan terjatuh. Savitri memeluk tubuh suaminya. Di kejauhan ia melihat seseorang memakai jubah merah, membawa sebuah tongkat, datang menghampiri. Savitri tahu itu pastilah seorang dewa. Dengan sigap dihampirinya orang berjubah merah itu.
“Sembahku pada Bagawan. Firasatku mengatakan Bagawan bukanlah manusia. Kalau memang betul terimalah hormat sujudku, kata Savitri sambil menyembah.
“Akulah Yama, Dewa Kematian. Tugasku mengambil nyawa manusia yang telah tiba saatnya. Nyawa suamimu Satyavan akan kuambil sekarang,” jawab Dewa Yama.
Sambil berkata demikian Dewa Yama mengambil nyawa Satyavan. Lalu Dewa Yama berjalan kembali. Savitri mengikuti dari belakang.
“Savitri! Kembalilah! Tak ada gunanya kau mengikutiku, kata Dewa Yama. Namun Savitri tetap mengikutinya.
“Savitri! Karena kesetiaanmu akan kupenuhi satu permintaanmu. Namun bukan permintaan nyawa Satyavan, kata Dewa Yama.
“Berikanlah penglihatan kepada Raja Dyumatsena, pinta Savitri.
“Terkabul! seru Dewa Yama.
Namun Savitri tetap mengikutinya. Yama memberikan lagi dua permintaan kepada Savitri. Savitri meminta kerajaan Raja Dyumatsena dikembalikan. Juga seorang putra bagi ayahnya. Dewa Yama mengabulkannya. Namun Savitri tetap mengikuti Yama. Padahal kakinya hampir-hampir tak dapat melangkah lagi. Lututnya serta sendi-sendi lainnya mengeluarkan darah. Dewa Yama yang melihat ketabahan hati Savitri menjadi iba.
“Baiklah Savitri! Karena kau sangat tabah dan setia, maka nyawa Satyavan kukembalikan. Kini pulanglah! seru Dewa Yama.
Savitri kembali ke pondoknya. Di situ dijumpainya Satyavan segar bugar. Raja Dyumatsena dapat melihat kembali. Dan musuhnya dapat dikalahkan. Satyavan menjadi raja, dan Raja Asvapati memperoleh seorang putra.
 Source: Budaya Wayang "World Masterpiece"

I stunned. Dan skarang gw merinding. Serius. 
Di link yang trakhir itu, diceritain kalo ini versi India-nya. Gw langsung keinget, kalo mamah pernah cerita, nama Savitri gw ini diambil dari nama India, seorang Dewi katanya. Waduh, apa kisah ini yang menginspirasi mamah ngasih gw nama Savitri? Ga sabar mesti crita ke mamah nih! *bbm, mana bb gw iniihhh!*

Si Chica bisa2nya sampe ngomong di bbm, "Jangan2 lo berdua titisannya Sawitri & Satyawan itu!"
Gw: *kemringet*
Kalo soal jodohnya aamiinnnn, kalo soal umurnya Satyawan yang sebentar itu jangan ya. Astaghfirullah. T_T

So? Coincidence? Or....?
*ga brani bayanginnya lagi*

1 comment: