Thursday, July 18, 2013

Kefanikan Seorang Emak.

Rafi: *mukul2in mainannya ke lantai sambil teriak2*
gw: "Rafi! Kalo mainannya dipukul2in ke lantai gitu rusak dong. Sini mama ambil mainannya!" *ambil mobil2annya Rafi* "Skarang main mainan yang lain!"
Rafi: *ngeliatin mamanya tegang* "(L)AIN!"
*ngeloyor pergi*
Gw: *bengong* (dia barusan brani jawab gw yang lagi ngomel yak??)
Rafi: *dateng lagi sambil bawa remote TV* 
*nyengir*
*mukul2in remote ke lantai*
Gw: "AAAAAAAAAAAAAAA Rafi kok malah gantian mukul2in remote siikkkkk!"
*fanik*
Mamah & Cus Asih ktawa. Gw cemberut.
HUH!

 --------------------------------------------------------

Rafi: *numpah2in air dari gelas sedotannya*
Gw: "Rafi kalo megang gelasnya gini tumpah semua dong airnya. Megangnya gini yang bener." *sambil benerin cara megangnya* "Tuh liat mukena Titi basah semua kan gara2 tadi Rafi megang gelasnya gitu."
Rafi: *nyengir*
*balikin gelas sedotannya lagi sampe karpet basah semua*
Gw: HHHHHHHHHHHHHHHHHH! *elus2 dada*

-----------------------------------------------------------


Rafi: *lari muter2 kenceng banget di deket kursi sambil nyanyi2*
Gw: "Rafi jalan pelan aja, nanti kalo lari2 gitu pusing loh trus duk (kejeduk)!"
Rafi: *kepleset*
*jidatnya kejeduk kursi*
"Hoooooaaaaaaaaaaaaaaaaaa Mamaaaahhhh!!"
*mewek kenceng*
Gw: *gendong Rafi ajak keluar*
*liatin bintang2 di langit biar lupa nangisnya*
(Ampun deh naaaak, naaaakkk..)

------------------------------------------------------------
*lap kemringet*

RAFI UDAH MULAI BANDEL.
HUHUHUHUH.

Gw udah coba cara 'corner 0', cara yang pernah gw liat di acara SuperNanny untuk ngasih liat ke anak kalo dia dihukum untuk sesuatu dengan cara ditaroh di satu tempat yang dia ga nyaman.
Rafi paling takut didudukin diatas lemari (tingginya sedada gw), dia nangis heboh pas dicoba ditaroh disana as his 'corner 0'. Eh udah kapok2 & cium2 mamanya tanda minta maaf, turun darisitu dia ulangin lagi larangan yang udah gw bilangin tadi. Ini ngegodain atau ngetes kesabaran emaknya ye. -_________-
Mungkin cara 'corner 0' ini cocoknya untuk anak TK atau SD. Rafi masih terlalu kecil untuk ngerti.
*sigh*

Niwei, gw & hubby pernah baca salah satu artikel parenting, kalo kita berdua harus nentuin sapa yang jadi 'peri' & sapa yang jadi 'polisi'.
Peri berperan jadi tempat menyandar anak, tempat mengadu anak, tempat curhat anak.
Polisi jadi sosok yang tegas & disegani anak.
Jadi masing2 orang tua menjalankan peran masing2 dengan konsisten, supaya anak bisa lebih diarahkan.
Oh tentuuuuuuuuuuuuuuuu, gw yang jadi 'ibu peri' & hubby yang jadi 'polisi'. Kan ga cocok ya hubby jadi peri? HAHAHAHAK. :P:P:P
*oh maapkan pembahasan ga venting inih*
Nah slama ini Rafi 'musuhan' banget sama bapakke, jadi kalo bapakke dah ngomelin dia & ditaroh diatas lemari (corner 0 method) dia beneran takut. Tapi kan bapakke ga selalu ada waktu dia bandel. Jadilah gw yang dilema, gimana jadi 'ibu peri' yang juga 'didenger'.


Nah gw skarang jadi pnasaran gimana cara ngasih tau Rafi kalo ada beberapa aktivitas yang ga boleh dia lakuin. Yes, I aware of the term 'Terrible Two', secara ya...bulan depan Rafi udah masuk umur 2 taun! *histeris*

Should I say....
Oh welcome 'Terrible Two'?

AAAAAAAAAAAAAAKKKK.

*brb browsing2 forum ibu2 toddler*

No comments:

Post a Comment